PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk memperbaiki anak didik untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik untuk membangun kemandirian bagi kehidupannya. Perubahan tersebut adalah pembentukna jati diri dalam kehidupan anak, melalui bimbingan dan pengarahan yang sifatnya kontinyu agar terbentuk akhlak yang baik dalam setiap perilakunya, baik pendidikan agama dari orang tua dalam lingkungan keluarga maupun didikan guru dalam lingkungan sekolah serta masyarakat dimana ia hidup.[1][1]
Akhlak dalam Islam ialah tingkah laku yang lahir dari seseorang yang harus disesuaikan dengan petunjuk Al-Quran dan Hadist, baik dalam hubungan vertikal antara manusia dengan Khalik, maupun hubungan horizontal antara manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya. Disini Al-Quran dan Hadist harus dijadikan landasan dan sumber petunjuk dari ajaran Islam secara keseluruhan dalam membangun pola hidup dan dalam menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam mendidik anak, diantara faktor yang menentukan adalah kondisi lingkungan dimana mereka hidup, baik lingkungan dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Lingkungan yang baik akan membetuk perilaku yang baik pada diri anak, begitu juga sebaliknya. Kondisi seperti ini, sedikit banyaknya dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, sehingga berdampak pada kepribadian utama dalam dirinya.
Akhlak merupakan kerangka dasar dan landasan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan ditinggalkan. Dalam hal ini, guru sebagai penanggung jawab kedua setelah ayah dan ibu berkewajiban untuk membimbing siswanya ke arah kebaikan. Sehingga mereka dapat membedakan mana perbuatan-perbuatan baik yang menguntungkan dirinya dan perbuatan buruk yang dapat merugikan dirinya, serta menanamkan nilai-nilai agama dalam dirinya mengenai dampak dari lingkungan tersebut.
Zakiyah Daradjat mengatakan, “Pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti (akhlak) dan jiwa, setiap guru harus memikirkan akhlak keagamaan sebelum lainnya, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tinggi, ia merupakan tiang dalam pendidikan Islam”.[2][2] Akhlak keagamaan disini adalah nilai-nilai aqidah yang terkandung pada diri seorang guru sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik dalamsikap dan tindakannya di sekolah, maka pembinaan akhlak yang diberikan oleh guru akan meresap dan berkembang dalam jiwa anak didik.
Sekolah mempunyai peranan yang besar dalam pembinaan akhlak didik, karena disinilah anak didik senantiasa mendapat pembinaan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung dari guru, yaitu dengna memberikan contoh-contoh akhlak yang mulia untuk diteladaninya, sehingga ia dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ini merupakan tugas yang berat bagi seorang guru, dimana ia harus cakap dan ahli dalam mendidik dan memiliki kepribadian yang mulia sehingga bisa menjadi contoh yang baik terhadap anak didiknya.
Kita sering menemukan di sekolah anak-anak yang suka berkelahi, merokok, menjahili kawannya, tidak hadir ke sekolah, serta tindakan-tindakan negatif lainnya. Hal ini merupakan kerja keras yang harus difikirkan bagi seorang guru dalam melakukan pembinaan moral terhadap anak-anak tersebut. Untuk itu setiap guru harus memiliki strategi-strategi yang tepat dalam mengajak dan memberikan pemahaman kepada anak didiknya untuk mau berbuat baik di setiap aktivitas yang dikerjakannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : Pengaruh Kompetensi Guru Pendidikan Agama Terhadap Prestasi Belajar Akhlak Siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis dapat merumuskan permasalahan tentang :
1. Bagaimana kompetensi guru pendidikan agama terhadap akhlak siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang?
2. Sejauh mana kemampuan guru pendidikan agama dalammembina akhlakul karimah siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang?
3. Metode apa saja yang diterapkan oleh guru pendidikan agama dalam meningkatkan prestasi akhlak siswanya pada siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang?
4. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh guru pendidikan Agama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang?
C. Penjelasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman pembaca dalam memahami proposal judul skripsi ini, ada baiknya terlebih dahulu penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam proposal judul skripsi ini, yaitu:
1. Pengaruh
Kata menurut Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti benturan, dampak kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)[3][3]. Sedangkan kata Pengaruh dalam penelitian ini adalah dampak yang negatif atau positif yang dilakukan oleh guru bagi perkembangan prestasi belajar anak didiknya.
2. Kompetensi
Kompetensi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah kewenangan untuk menentukan atau bertindak.[4][4] Adapun kompetensi yang penulis maksudkan adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mengangkat prestasi siswanya.
3. Guru Pendidikan Agama
Guru adalah orang yang bisa memberikan pengetahuan kepada murid.[5][5] Jadi guru adalah figur manusiawi atau sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.
Pendidikan agama berasal dari tiga kata yaitu pendidikan, agama dan Islam. Pendidikan adalah perbuatan (cara) mendidik untuk membawa manusia ke arah dewasa yang dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk/benar salah.[6][6] Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh ummat manusia untuk menemukan hakikat hidup dan hubungannya dengan Tuhannya.[7][7] Sedangkan Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril As dab dianut oleh ummat Islam.[8][8]
Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut penulis adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ajaran-ajaran Islam.
4. Prestasi Belajar Akhlak Siswa
Kata Prestasi memiliki arti hasil yang telah di capai.[9][9] Kata Belajar sama artinya berusaha supaya mendapatkan sesuatu kepandaian.[10][10] Sedangkan kata akhlak adalah budi pekerti, watak kesusilaan.[11][11] Akhlak yang dimaksud disini adalah semua gerak gerik manusia, baik yang berhubungan dengan Khalik maupun dengan makhluk.
Kata Siswa mengandung arti murid atau pelajar.[12][12] Jadi makna Prestasi Belajar Akhlak Siswa dalam penelitian ini adalah optimalisasi kemampuan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh siswa melalui proses belajar dan memiliki nilai-nilai perilaku yang baik.
D. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis pembahasan ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru pendidikan agama terhadap akhlak siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru pendidikan agama dalam membina akhlakul karimah siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang diterapkan oleh guru pendidikan agama dalam meningkatkan prestasi akhlak siswanya pada SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
4. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi oleh guru pendidikan agama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang dan upaya penyelesaiaannya.
E. Postulat dan Hipotesis
1. Postulat
Anggapan dasar (postulat) dalam suatu penelitian adalah suatu hal yang sangat penting karena menjadi arah pelaksanaan penelitian seperti yang ditegaskan oleh Winarto Surakhman, “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”.[13][13]
Adapun yang menjadi postulat dalam pembahasan proposal judul skripsi ini adalah :
a. Siswa-siswi yang ditangani oleh guru yang memiliki kemampuan mengajar yang baik dapat memudahkan bagi para siswanya dalam menguasai setiap materi yang diajarkan.
b. Penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat memudahkan bagi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya.
c. Guru tidak akan mendapatkan hambatan dalam mengajar apabila setiap guru mampu memahami kemampuan dari masing-masing siswanya dengan baik.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[14][14] Adapun yang menjadi hipotesis dalam pembahasan ini adalah :
a. Kurangnya kemampuan Guru Pendidikan Agama di SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang mengakibatkan minimnya prestasi akhlak yang dimiliki oleh anak didiknya.
b. Pengajaran Pendidikan agama terhadap anak didik yang dilakukan oleh guru di SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang selama ini belum mampu membentuk perilaku yang baik pada diri mereka.
F. Kerangka Teoritis
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.[15][15]
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah dewan guru dan siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang yang berjumlah 252 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[16][16] Dalam penelitian ini penulis menggunakan Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak, peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian peneliti memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
Suharsimi Arikunto mengatakan “Apabila dalam suatu penelitian subjeknya kuran dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besasr, dapat diambil 10% - 15% dan 20% - 25% atau lebih[17][17]. Mengingat jumlah siswa SDN Mabar Kecamatan Seruway Aceh Tamiang sebanyak 252 siswa, maka penulis menetapkan lebih kurang 20% dari total populasi yang menjadi sampel dari penelitian ini, yaitu 50 siswa.
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian proposal judul skripsi ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu penelitian dengan mengumpulkan dara dilapangan dan menganalisa serta menarik kesimpulan dari data tersebut[18][18]. Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Library Research
Library Research yaitu pengumpulan informasi teoritis keilmuan dengna membaca sejumlah buku-buku, majalah, naskah dan lain-lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Field Research
Field research merupakan suatu penelitian lapangan yang dilakukan terhadap objek pembahasan yang menitikberatkan pada kegitan lapangan. Melalui penelitian ini diharapkan akan memperoleh data yang sebenarnya.
Untuk memperoleh informasi dan data di lapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Interview, yaitu komunikasi langsung, dimana penulis langsung terjun menjumpai dan mengadakan serangkaian wawancara dengan responden yang telah ditetapkan yaitu dewan guru dan siswa.
b. Angket, yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan berikut alternatif jawabannya yang di isi oleh responden, yaitu para siswa yang telah ditunjuk, sehingga dengan angket ini akan diketahui tentang pengalaman, pengetahuan dan sikap atau pendapat responden mengenai penelitian ini.
c. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dimana penulis langsung mengadakan pengamatan ke lokasi penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan proposal judl skripsi ini. Hasil observasi akan memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara dan angket.
d. Analisa dokumen, teknik analisa dokumen ini penulis gunakan untuk dapat memudahkan pembuktian kebenaran dari wawancara dan alternatif jawaban angket yang diedarkan, adapun sumber dokumen tersebut diperoleh dari arsip di Kantor Tata Usaha SDN Mabar Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang dan penulis akan menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan penelitian diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Arfin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Arikunto,. Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Daradjat, Zakiyah., Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Cet. VI, Jakarta: Bulan Bintang, 1975
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990
Elhan, Ar., dan Hazin, Khalif, Nur., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Ilmu, t.t
Muda, AK, Ahmad., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Reality Publisher, 2006
Pradja, M. Sastra., Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya: Karya Ilmu, t.t.
Santoso, Nanda., dan Ahmad, Hamzah., Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Edisi Baru dan Lengkap, Surabaya: Fajar Mulya, 1996
Warsito, Hermawan., Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992
[1][1] M. Arfin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hal. 12
[2][2] Zakiyah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Cet. VI, Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hal. 37
[3][3] Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Edisi Baru dan Lengkap, (Surabaya: Fajar Mulya, 1996), hal. 756
[4][4] Ahmad AK Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher, 2006), hal. 321
[5][5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 336
[6][6] M. Sastra Pradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum..., hal. 368
[7][7] Nur Khalif Hazin dan Ar. Elhan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Ilmu, t.t), hal. 21
[8][8] Ibid, hal. 21
[9][9] Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonesia…,hal. 295
[10][10] Ibidd, hal. 16
[11][11] M. Sastra Pradja,…. Hal. 201
[12][12] Ibid, hal. 348
[13][13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.58
[14][14] Ibid., hal. 61
[15][15] Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 49
[16][16] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 111.
[17][17] Ibid., hal. 120
[18][18] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993, hal. 106
JIKA SOBAT KESULITAN DALAM MENDAPATKAN FILE INI , SOBAT BS KLIK DI BAWAH INI