wCSUfbj0jCfxbkpQufYnAiiwrifpe8kDKSjPJHFZ

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 25 Maret 2012

Sistem Pendidikan klasik



Sistem Pendidikan klasik
Sistem Pendidikan Nasional menetapkan Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap perkembangan institusi sekolah dan Departemen Agama terhadap madrasah dan pesantren. Perkembangan sistem pendidikan semakin mengakui eksistensi madrasah sebagai bagian integral dari sistem, menjadikan madrasah diakui sama dalam segala aspek. Dalam penelitian ini kami mengajukan hipotesis tentang sekolah unggul, yang dikembangkan dari konsep sekolah efektif (school effectiveness).
Berangkat dari kajian historis tentang pengembangan madrasah yang telah dimulai sejak sebelum abad 20, penelitian dimulai dengan sejarah perkembangan madrasah sampai munculnya proyek-proyek pengembangan madrasah dibawah pengelolaan Departemen Agama tahun 1993, yang kemudian memunculkan institusi-instituli madrasah unggulan yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah model, madrasah unggulan dan madrasah terpadu. Konsep pengembangan madrasah-madrasah unggulan ini, meskipun dikembangkan dengan lembaga donor yang berbeda, secara garis besar memiliki konsep dan pendekatan yang hampir sama; ingin menciptakan institusi madrasah yang unggul dan efektif, mengarahkan penelitian pada pengujian hipotesis tentang karakteristik madrasah unggul (excelent madrasah).
 Dalam kajian tentang perkembangan madrasah pada Bab II, penulis mengungkapkan beberapa data tentang perkembangan madrasah yang dimulai pada masa kemerdekaan, yang dibagi dalam 3 sub bahasan, yaitu madrasah masa wajib belajar, masa masa penegerian, dan madrasah era restrukturisasi. Perkembangan madrasah menjadi bagian daari sistem pendidikan nasional merupakan bahasan selanjutnya dalam bab ini, dibagi dalam 4 sub bahasan, yaitu madrasah dalam setting setelah SKB 3 menteri tahun 1975, setelah UUSPN tahun 1989, setelah tahun 1999, dan setelah UUSPN No. 20 tahun 2003. Pembahasan tentang perkembangan madrasah di ormas Nahdlatul Ulama merupakan kajian yang menarik, untuk mencari akar perkembangan madrasah menjadi sebauh sistem pendidikan klasikal di pesantren. Kemudian di akhir bab ini juga dikemukakan konsep sekolah unggul milik Muhammadiyah sebagai bahan perbandingan.   
Diskusi dalam bab III mengetengahkan konsep  pengembagan madrasah unggulan, model dan terpadu. Bahasan tentang madrasah model, dimana bahasan dimulai dengan melihat dasar kebijakan terbentuknya madrasah model. Keunggulan madrasah model banyak terlihat pada ketercukupan sarana dan prasarana yang ada pada madrasah model dan peningkatan kualitas kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan lain, termasuk kapasitas pengawas yang terlibat.  
Madrasah terpadu merupakan pengembangan kelanjutan dari madrasah model, bertujuan mengumpulkan kekuatan atau kelebihan madrasah yang berdekatan atau dalam satu komplek pendidikan yang terpadu (satu atap). Konsep keterpaduan madrasah pada dasarnya adalah menyatukan 3 jenjang pendidikan dasar dan menegah dalam satu atap. Dal;am bahasan ini juga diungkapkan konsep dasar pengembangan, struiktur organisasi, tipologi, kurikulum dan sarana dan prasarana.
Konsep madrasah unggulan  merupakan konsep yang dikembangkan pertama kali oleh BPPT (Badan Penkajian dan Penerapan Teknologi) yang kemudian diwariskan ke Departemen Agama. Konsep ini unik, karena memadukan sistem sekolah umum dengan keunggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek) dengan konsep pendidikan pesantren dengan keunggulan iman dan taqwa (Imtaq). Bahasan ini juga mengetengahkan dasar kebijakan, visi misi, manajemen keuangan, kurikulum dan manajemen kesiswaan dalam madrasah unggulan.
                Analisis model pengembangan madrasah merupakan bahasan lanjutan yang mengetengahkan diskusi dan analisis dalam hal kebijakan, pengembangan sumberdaya, sarana dan prasarana, manajemen kesiswaan, peningkatan manajerial kepala madrasah dan pengembangan kurikulum. Dalam bab ini pula hipotesis yang diajukan dalam Bab I diuji, dibahas dan bandingkan dengan konsep yang telah diulas pada bahasan sebelumnya. Dalam hipotesis didepan diungkapkan bahwa keunggulan madrasah bisa dilihat dalam dalam beberapa ciri keunggulan, : (1) Kepemimpinan dan manajement yang kuat (2) kualitas sumberdaya yang terus ditingkatkan (3) Input siswa berkualitas (4) keberadaan sarana dan prasarana yang mendukung, termasuk sistem asrama jika dimungkinkan (5) kurikulum yang berkembang, termasuk extra-kurikuler (6) kerjasama kelembagaan dan dukungan masyarakat. 
Pada aspek kepemimpinan dan manajemen, mengacu kepada konsep yang dikembangkan madrasah model, kepemimpinan madrasah dipacu dengan peningkatan kualitas kepribadian, peningkatan kemampuan manajerial dan pengetahuan kosep-konsep pendidikan kontemporer yang dipacu dengan short-course , orientasi program, dan studi banding, dimana program-program ini dilaksanakan secara simultan dan kontinyu.
Peningkatan kualitas sumberdaya dimulai dengan peningkatan kualitas guru bidang studi dengan  memberikan kesempatan belajar di jenjang pendidikan S-2 di dalam dan luar negeri dan short-course sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan seperti tenaga ahli perpustakaan, laborat dan administrasi juga merupakan fokus garapan dalam peningkatan kualitas madrasah model. Program-program yang dikembangkan juga beragam. Dan yang unik, peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga melibatkan komite madrasah, pengawas pendidikan, pengurus Kelompok Kerja Guru dan Departemen Agama di tingkat Kabupaten/Kota (Kandepag).
Peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidian difokuskan untuk pengadaan peralatan dan ruangan Laboratorium terpadu, Lab Fisika, Biologi, Bahasa dipadukan dengan Lab. Komputer. Dengan adanya Lab terapdu ini, madrasah model, unggulan dan terpadu dimungkinkan untuk melakukan pembelajaran mandiri, sebab sudah dilengkapi dengan modul-modul yang memacu pembelajaran aktif (active learning) dan pembelajaran berbasis kompetensi. Pemberian blockgrant imbal-swadaya untuk peningkatan fasilitas pendidikan juga ditawarkan dengan maksud menggerakkan partisipasi masyarakat dengan perimbangan 70 banding 30. Artinya pemerintah hanya memenuhi 70% kebutuhan peningkatan sarana, sementara 30% diharapkan dari partisipasi masyarakat.    
Keberadaan sistem asrama di MAN Insan Cendekia, sebagai proyotype madrasah unggulan di lingkungan madrasah juga merupakan salah satu faktor yang memicu keunggulan madrasah. Dengan adanya sistem boarding di MAN Insan cendekia, pembelajaran siswa menjadi lebih terarah, berkualitas dan memadai. Terarah, karena pembelajaran di kelas dan di asrama didesain untuk saling mendukung dn melengkapi untuk mencapai tujuan utama pendidikan. Berkualitas, karena pembelajaran di asrama dan di luar jam sekolah memungkinkan untuk lebih diperdalam dan ditingkatkan Memadai karena waktu yang tersedia tidak hanya terbatas di waktu yang dialokasikan di jam belajar sekolah saja.        
Kurikulum madrasah juga digarap sedemikian rupa untuk memacu keunggulan dalam aspek muatan lokal, ketrampilan-ketrampilan vocasional, dan ekstra kurikuler.  Dalam pengembangan muatan lokal di madrasah model dimungkinkan penambahan jam belajar diluar jam sekolah, sehigga siswa berada lebih lama di madrasah. Muatan lokal bisa berbentuk ciri khas keunggulan daerah seperti kesenian, budaya, bahasa, ketrampilan khusus, sesuai dengan kebutuhan. Ketrampilan vokasional merupakan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh kahlian khusus di bidang-bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, seperti pertanian, perbengkelan, tata-busana, tata-boga, dll. Sedangkan kegiatan ekstra adalah kegiatan pendukung yang memingkinkan siswa untuk meningkatkan minat dan bakat, misalnya seni, pramuka, palang-merah, pecinta-alam, organisasi siswa, koperasi pelajar, musik, drumband, komputer, dan lain sebagainya.
Kerjasama kelembagaan dan menggerakkan dukungan msyarakat merupakan keunggulan madrasah yang memang sudah menjadi ciri khas, sebab pada dasarnya madrasah merupakan community based education. Ketersediaan pendanaan sektor pendidikan madrasah yang terbatas dan sustainabilitas program pengembangan madrasah mutlak membutuhkan dukungan masyarakat dan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah maupun pemerintah. Hal ini sudah dirintis sejak program perintisan madrasah model, unggulan dan terpadu, seagai sebuah exit strategy  yang diterapkan dengan melibatkan masyarakat dan pemrintah terkait dalam perencanaan program dan evaluasi.
Aspek yang penulis anggap penting dalam pengelolaan madrasah unggulan adalah manajemen kesiswaan, dimana input madrasah dipilih untuk memacu kualitas proses pembelajaran yang bermuara kepada output pendidikan yang berkualitas pula. Mekanisme pemilihan atau lebih tepat penyaringan dilakukan dengan tes wawancara dan tulis, untuk melihat tataran akademis, kepribadian, bakat dan kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk bisa dikembangkan dalam pendidikan yang lebih tinggi. 

1.        Madrasah merupakan institusi dengan keunikan-keunikan yang menjadikannya memungkinkan untuk selalu dikaji aspek-aspek keunikan tersebut. Misalkan dengan muatan materi-materi keagamaan yang ada dalam kurikulum madrasah menjadikan kurikulum madrasah menjadi kurikulum nasional plus agama. Keunggulan dari aspek kurikulum ini memungkinkan nilai tawar yang lebih tinggi, asal dikemas dalam kemasan yang mamapu menunjukkan kehebatan “barang” yang ada dalam kemasan. Bagaimana caranya, itu mungkin perlu dikaji dengan melakukan komparasi dengan pengemasan kursus-kursus vokasional yang jauh lebih sederhana aspek manajerialnya.     
2.        Benarkah dengan eksistensinya sebagai model pendidikan berbasis masyarakat menjadi institusi yang selalu tertinggal dengan institusi sekolah yang muncul belakangan. Padahal, dengan dukungan yang lebih besar dari masyarakat, dibandingkan sekolah, lazimnya institusi yang didukung oleh lebih banyak pihak akan lebih cepat berkembang. Pasti ada yang salah dalam konsep atau dalam tataran aplikasinya. Untuk mencari dimana sumber permasalahan mengapa madrasah tertinggal, padahal lebih dahulu start, dukungan lebih banyak, dan sarat dengan keunggulan, tetrutama madrasah yang berbasis pesantren, diperlukan penelitian lanjutan mencari kadr permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini sudah diungkapkan bahwa salah satu faktor keunggulan dalam madrasah model, unggulan dan terpadu ada pada exit startegy yang sudah dirintis sejak program dirintis.
3.        Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk melihat kemungkinan penerapan konsep-konsep pengembangan madrasah unggulan (exelent school)  dalam membangun madrasah secara makro dengan skala lebih besar (Scalling Up ). Sebab madrasah membutuhkan grand strategy untuk menentukan kemana madrasah ini akan dibawa dan bagaimana jalan terbaik untuk mengarah kesana. Dari penelitian ini kami berharap ada penelitian lanjutan untuk merumuskan sebauah grand-design pengembangan madrasah  untuk menentukan arah kebijakan pengembangan madrasah ke depan. Sebab, meskipun kami belum berani mengatakan dengan tegas bahwa grand design itu belum ada, tetapi penelitian kami terhadap dokumen tertulis yang selama ini dibuat untuk menentukan rencana jangka panjang belum bisa dikatakan grand design.




JIKA SOBAT KESULITAN UNTUK MENDAPATKAN FILENYA, SOBAT BISA MENDAPATKANNYA DI SINI............




0 komentar:

Posting Komentar

MEZA
Bagi sobat yang berkunjung di blogger ini tolong tinggalkan komennya y.......
supaya bisa membagun atau menambah supaya blogger ini lebih baik dari sebelumnya.
MAKASIH

adf.ly

http://adf.ly/?id=1499578