I. PENDAHULUAN
Ilmu tasawuf dulu sering dituduh menjauhi atau mengabaikan kehidupan duniawi. Hidup miskin, tidak mempunyai apa-apa dan sederhana, tetapi memiliki hati yang baik dan mulia, adalah sifat-sifat ideala yang terpuji yang serIng disebut-sebut dalam kitab-kitab tasawuf. Ilmu tasawuf membicarakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu ialah jalan spiritual yang terdiri dari tahapan-tahapan seperti taubat, zuhud, cinta kepada Allah, tawakal, ridha, muraqabah, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan secara lebih rinci mengenai suluk fi tasawuf dalam bab selanjutnya.
II. PERMASALAHAN
§ Dasar ajaran tasawuf
§ Pokok-pokok ajaran tasawuf
§ Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah
III. PEMBAHASAN
Tasawuf adalah ajaran islam tentang kehidupan rohani yang dasar-dasarnya terdapat dalam kita suci al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW.dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang mengandung pengertian bahwa al-Qur’an dekat dengan hambanya Allah berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(al- baqarah /2 : 186)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(al- baqarah /2 : 186)
Dalam ilmu tasawuf terdapat istilah ahwal dan maqamat. Ahwal adalah jama’ dari hal, yang berarti keadaan yakni keadaan hati yang di alami oleh para sufi salam menempuh jalan untuk dekat keada Tuhan, maqamat adalah jamak dari maqam yang berarti kedududkan atau tahapan yakni kedudukan atau tahapan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Baik ahwal maupun maqamat keduanya mencakup a’mal al-qulub (pekejaan-pekerjaan hati). Perincian tentang ahwal dan maqamat terdiri dari :
1. Taubat
Taubat ialah meninggalkan dosa dan mohon ampun atas dosa yang dilakukan dan berjanji tidak akan berbuat dosa selama-lamanya. Taubat merupakan tahapan yang pertama yang di tempuh sufi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Yusuf bin Hamdan dari Sus berkata : “Permulaan dari maqam orang yang mencurahkan dirinya kepada Allah ialah taubat”.
Taubat merupakan inti dasar untuk diterimanya ibadah, dan kedudukan ibadah seolah-olah sebagai tambahan. Ibarat orang yang memberi pinjaman ia tidak mau menerima bunganya.
Taubat merupakan inti dasar untuk diterimanya ibadah, dan kedudukan ibadah seolah-olah sebagai tambahan. Ibarat orang yang memberi pinjaman ia tidak mau menerima bunganya.
2. Zuhud
Zuhud berarti mengosongkan hati dari dunia, tidak trgoda oleh kemewahan dunia., sehingga lupa kepada kehidupan akhirat ajaran tasawuf menekankan pentingnya kehidupan zuhud. Hanya dengan menempuh kehidupan zuhud seorang sufi dapat senantiasa ingat dan mencurahkan diri kepada Allah.
3. Wara’
Wara’ ialah bahwa hamba Allah tidak berkata tentang sesuatu kecuali perkataan yang benar, apakah ia dalam keadaan marah atau dalam keadaan ridha.
Berkata al-Khawas : “wara’ menunjukan rasa takut (kepada Tuhan), takut kepada Tuhan menunjukan ma’rifah, dan ma’rifah menunjukan kedekatan dengan Allah”.
Berkata al-Khawas : “wara’ menunjukan rasa takut (kepada Tuhan), takut kepada Tuhan menunjukan ma’rifah, dan ma’rifah menunjukan kedekatan dengan Allah”.
4. Sabar
Sabar ialah menahan hawa nafsu dari ketergesaan, menahan lisan dari keluhan, dan menahan anggota badan dari memukul-mukul pipi dan merobek-robek pakaian atau yang lainnya. Pada dasarnya sabar adalah perbuatan yang sangat terpuji seperti firman Allah sbb :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(al-anfal 46)
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(al-anfal 46)
5. Tawakal
Al-ustadz Hasan Kamil Al-Maltawi menjelaskan bahwa dasar dari ajaran tasawuf adalah menyerahkan diri kepada Allah dan ridha dengan apa yang di takdirkan Allah serta menjalankan sebab-sebab yang di perintahkan oleh Allah sambil menyerahkan diri kepada Allah akan hasil yang di perolehnya.
5. Ridha
Ridha ialah berlapang dada atas ketetapan Allah dan membiarkan keberadaan rasa sakit, walaupun ia merasakannya. Keridhaan meringankan deritanya. Karena hatinya di penuhi oleh ruh yakin da ma’rifah. Bila ridha semakin kuat, ia mampu menepis seluruh rasa sakit dan derita.
Berkata Ibn ‘Atha’ : Ridha ialah ketentraman hati dengan pilihan allah yang qadim atasa hambaNya kecuali yang terbaik maka ia ridha kepadanya.
Berkata Ibn ‘Atha’ : Ridha ialah ketentraman hati dengan pilihan allah yang qadim atasa hambaNya kecuali yang terbaik maka ia ridha kepadanya.
IV. KESIMPULAN
Tasawuf membicarakan ajaran tentang jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berkenaan dengan ini tasawuf di sebut juga “ulum al ahwal” yaitu ilmu tentang keasaan hati. Yang dimaksut dengan keasaan hati ialah keasaan hati dekat dengan Allah. Keadaan hati para sufi bukanlah perkara yang dapat dipelajari tetapi datang sebagai anugerah Allah desebabkan oleh karena amal perbuatan yang baik. Maka jalan yang harus di lakukan dalam menempuh jalan suci ialah melakukan amal perbuatan dengan cara yang benar, menyucikan jiwa dari akhlak yang tercela dan memelihara hati agar senantiasa ingat kepada Allah SWT.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun segi tata bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna evaluasi kedepanaya. Semoga dibalik ketidaksempurnaan yang ada, makalah ini tetap dapat memberikan manfaat yang baik bagi kita semua, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghozali, Terjemah Minhajul Abidin, Mutiara Ilmu Surabaya 1995
Al-Hambali, Ibnu Rajab, Tazkiyatun Nafs, Pustaka Arafah, Solo 2001
Mu’thi, A. Wahib, Tasawuf, Departemen Agama, Jakarta 1998
IKA SOBAT KESULITAN MENDAPATKAN FILE INI , SOBAT BISA DAPATKAN DENGAN CARA MENGKLIK DI BAWAH INI
bagus bnget isinya
BalasHapusalhamdulillah jk berguna
BalasHapusterimakasih banyak untuk berbagi informasi... semoga tuhan memberikan yang terbaik buat kita semua
BalasHapusisi yang di tampilkan kok gak sesuai dengan judul ya mz...
BalasHapusbacanya jadi bingung
isi yang di tampilkan kok gak sesuai dengan judul ya mz...
BalasHapusbacanya jadi bingung