wCSUfbj0jCfxbkpQufYnAiiwrifpe8kDKSjPJHFZ

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 29 April 2012

Nabi Muhammad Pemimpin Agama di Mekkah



  1. Pendahuluan
Jazirah Arab terletak di antara dua benua Afrika, Asia, dan Eropa. Posisinya tepat di tengah jantung dunia. Belum pernah ada penakluk yang penuh ambisi merambah wilayah ini. Pemerintah pusat terletak di kota Mekkah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad. Ayahnya bernama Abdullah ibn Abdul Muthalib, wafat beberapa bulan sebelum beliau lahir.
Nabi Muhammad dilahirkan di Arab Saudi pada tanggal 22 April 570 M. dan beliau wafat pada tanggal 8 Juni 632 M. beliau sangat tampan dan tubuhnya tegap. Pada masa kecilnya sudah tampak tanda-tanda bahwa kelak beliau akan memiliki kepribadian yang mulia dan dinamis. Ketika beliau tumbuh dewasa setiap orang yang memandang akan terkesan pada keagungan dan kepribadian beliau. Kepribadian yang kuat, penuh toleransi, dapat dipercaya, pikirannya yang tajam dan murah hati, merupakan contoh terbaik manusia mulia.
Ada dua periode utama dalam kehidupan Nabi Muhammad, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Pada satu sisi Mekkah menjadi simbol dakwah atau panggilan bagi umat agar beriman, pada sisi lain madinah menjadi simbol revolusi. Selain itu ada juga yang mengatakan Mekkah adalah tempat dimana kekuatan dakwah islam pertama kali terbentuk, sedangkan Madinah adalah tempat dimana kekuatan itu mencapai puncaknya.
  1. Pribadi Nabi Muhammad yang Luhur
Pribadi yang luhur di sini dapat dijelaskan dengan melihat sikap Nabi sendiri dalam kenabian beliau. Bagi umat muslim sikap-sikap tersebut diterapkan sebagai tuntutan untuk mencapai sikap muslim yang baik. Tetapi bagi Nabi sikap-sikap itu merupakan syarat dasar.
Ada dua tingkatan sikap manusia, yakni tingkat manusia umum dan tingkat manusia istimewa. Sikap yang umum prinsip dasarnya adalah “lakukan seperti engkau telah diperlakukan”. Sikap semacam ini adalah sikap munafik, sebab orang yang memiliki sifat seperti ini hanya mampu menanggapi perbuatan orang lain pada dirinya seperti apa adanya, mereka akan menjauhi orang yang merugikan mereka, mereka akan menyakiti hati orang yang melukai hati mereka. Sedangkan sikap manusia yang lebih tinggi adalah berdasar pada prinsip “lakukan apa yang dapat kamu jalankan”. Orang yang memiliki pola pikir seperti ini akan memperlakukan teman maupun lawan dengan sikap yang sama, tidak peduli apa yang telah mereka lakukan padanya.
Keluhuran sikap Nabi Muhammad memberi beliau kekuatan untuk mengambil hati umatnya. Semakin dekat seseorang dengan beliau maka, semakin kagum mereka pada sifat-sifat beliau yang mulia. Sikap inilah yang membuat Nabi dihormati, bahkan musuh-musushnya. Pengikut-pengikutnya melihat Nabi sebagai pribadi tanpa cela, baik pengikut yang berada di dekat beliau maupun yang jauh.
Apa yang dilakukan Nabi menjelaskan bahwa setiap muslim haruslah selalu cermat dalam menjalankan tugas dan mengembalikan amanah bagi yang berhak. Meskipun mereka telah diperlakukan tidak adil oleh mereka, umat islam harus tetap menuntaskan tugasnya. Meskipun hal itu akan sangat menyakitkan, mereka tidak boleh mengabaikan hak orang lain.
Manakala manusia yang menintai hal duniawi sibuk membuat kekuatan, hal pertama yang mereka lakukan adalah menghukum musuh-musuhnya, menjatuhkan mereka dari singgasananya dan menempatkan anak buahnya sebagai penggantinya. Seseorang yang memgang kekuasaan menganggap orang lain sebagai kawan atau sebagai lawan. Dia akan mengangkat pendukungnya dan menurunkan musuh-musuhnya dari jabatan-jabatan penting dalam politik.
Tetapi ketika Nabi diangkat menjadi penguasa Arab, apa yang beliau lakukan sangatlah bertolak belakang. Beliau tidak melihat permasalahan dari sisi pendukung atau lawan, tetapi mempertimbangkannya berdasarkan benar dan salah. Beliau mengubur dalam-dalam semua dendam dan memperlakukan setiap orang dengan adil dan penuh kasih sayang.
Beliau merupakan contoh panutan yang tidak dapat diperdebatkan lagi bagi umat manusia. Prinsip-prinsip kehidupannya sejalan dengan sifatt-sifatnya yang mulia. Prinsip beliau tidak pernah goyah. Umatnya merupakan bagian tetap dalam kehidupan Nabi. Sikap beliau tetap sama baiknya dalam menghadapi mereka yang mengikuti jalan beliau maupun mereka yang menganiayanya atau melukai perasaan beliau.
  1. Jejak Perjalanan Nabi Muhammad
Ketika Allah menciptakan dunia ia juga menurunkan ketentuan-ketentuan yang harus diikuti. Ia juga mempersiapkan masalah keagamaan di dunia ini dengan sangat ketat, sehingga tidak mungkin dilakukan penyimpangan dalam masalah agama ini. Allah tidak memaksakan Kehendak-Nya kepada manusia. Allah memberikan kebebasan kepada umatnya, baik dalam berfikir maupun bertingkah laku.
Hal terpenting yang dilakukan Nabi Muhammad adalah menyebarkan kalimat-kalimat Allah. Penyelidikan beliau terhadap kehidupan pribadi menunjukkan bahwa perhatian utama Nabi adalah menuntun umatnya untuk berjalan di jalan tuhan. Perhatian beliau tertumpah pada tugas ini yang mana hal ini menyebabkan penderitaan yang tak terkirakan baginya.
Salah satu aspek dalam misi memasyarakatkan ajaran Nabi Muhammad adalah cara pendekatan realitas dan tahap demi tahap mengikuti gerak-gerik Nabi. Dalam menerapkan norma-norma beliau selalu memberikan kelonggaran-kelonggaran dalam pelaksanaannya. Beliau selalu berhati-hati dalam memperkenalkan perubahan sosial secara bertahap menuju masyarakat yang lebih baik.
Dengan ditaklukkannya Mekkah pada abad ke-8 Hijriah, sejak itu Nabi telah memegang kendali ibu kota Arab. Tetapi beliau tidak segera menerapkan hukum islam di Masjidil Haram. Apapun yang harus dilaksanakan, beliau melaksanakan secara bertahap.
Ada beberapa sisi Nabi yang belum banyak diketahui umum karena dianggap tidak terlalu penting. Salah satunya adalah cara beliau melakukan pendekatan secara bertahap serta realistis dalam mengatasi berbagai permasalahan. Contohnya Nabi tinggal di Mekkah selama awal misi kenabian, tetapi selama itu beliau belum pernah sekali pun mengajukan protes terhadap penghinaan dan pengotoran ka’bah. Bahkan setelah menguasai Mekkah pun beliau tidak langsung menghapus kebiasaan sia-sia dan sembrono masyarakat pada saat itu. Padahal beliau memiliki kekuasan untuk langsung bertindak. Pendekatan secara bertahap inilah memiliki keuntungan yang tidak dapat ditemukan dalam metode lain. Pendekatan ini menjamin keberhasilan dan mengarah cara berfikir.
  1. Awal Misi Nabi Muhammad dalam Masyarakat Umum
Pada usia 40 tahun Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah ketika beliau sedang bermeditasi di Gua Hira’. Reaksi beliau pada saat itu sama seperti manusia normal. Beliau sangat ketakutan yang akhirnya pulang kerumahnya. Sebagai hakim yang tidak berpihak istri beliau Khodijah dapat memandang situasi itu secara objektif. Khadijah dapat melihat bahwa Nabi telah mengalami sesuatu yang itu bukanlah sebuah mimpi buruk, akan tetapi tanda-tanda dari Tuhan bahwa Nabi adalah pilihan-Nya.
Sebagai seorang utusan Nabi melaksanakan tugasnya sebagaimana seorang penyebar agama baru, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada masyarakat umum yang masih kuat berpegang pada tradisi dan kebiasaan lama. Dengan sangat hati-hati Nabi memulai misinya mengalir secara alami dan tahap demi tahap. Pada awalnya beliau menjalankan misi tersebut dengan secara rahasia. Selama misi pemasyarakatannya Nabi menjalankannya dengan sangat hati-hati. Beliau tidak akan mengambil inisiatif sebelum betul-betul yakin kalau beliau telah menguasai sumber yang tepat.
Semangat Nabi dalam berusaha menyiarkan agama ajaran islam kepada umat bagaikan semangat seorang pemuda belasan tahun. Pengabdian Nabi terhadap tugasnya benar-benar total. Semua energi secara fisik maupun mental disalurkan untuk menjalankan tugasnya. Bukan hanya waktu, tetapi juga semua apa yang dimilikinya digunakan untuk penyebaran islam.
  1. Faktor Pendukung dalam Tugas Penyebaran Agama
Dimana pun kita berada akan selalu ada orang-orang yang menentang kesewenangan (korupsi) di negrinya dan terus mempertahankan kebenaran yang mereka yakini tetap kuno dan apa adanya. Ini terjadi setiap hari dan setiap tahun. Tetapi ini betul-betul terasa pada bangsa Arab ketika Nabi Muhammad memulai misinya. Disamping cara hidup yang sederhana yang sudah mendarah mendaging juga ada warisan agama Nabi Ibrahim yang berusaha mencari kebenaran dan menjauhi pemujaan berhala. Orang yang berpendidikan seperti ini disebut hanif, yang artinya berdiri tegak. Quss ibn Sa’idah dan waraqah ibn Nufal termasuk orang-orang Hunafa, begitu pula Janub ibn Amr al dausi. Selama periode penolakan islam ia pernah berkata “ aku tahu, entah dimana, pasti ada pencipta dari seluruh karya cipta ini, tetapi aku tidak tahu siapa dia”.
Orang-orang semacam ini akan dengan mudah memahami kebenaran pesan-pesan Nabi Muhammad. Penyebaran kalimat-kalimat Tuhan ibarat seperti seorang petani yang keluar untuk menabur benih sekali dua benihnya jatuh di tanah yang tandus, tetapi pada kesempatan lain benihnya jatuh di tanah yang subur tanpa sepengetahuan sang petani.
Namun ada juga orang yang membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menerima islam. Bukan berarti kebenaran islam dalam diri mereka padam seketika. Nabi menjalani hidupnya dengan tingkat moral yang luar biasa tingginya. Disamping itu ia menghabiskan seluruh waktunya untuk menyebarkan kalimat-kalimat Tuhan. Bahkan musuh-musuh beliau terbukti menjadi faktor penunjang beliau juga. Maksudnya musuh-musuh beliau senang membicarakan pribadi dan isi pasan-pesan Nabi Muhammad. Semua ini mendukung kegiatan penyebaran benih-benih islam di dalam pikiran orang-orang Arab.
Ketaatan pada tradisi suku dan pemujaan leluhur masih tetap ada. Kadang-kadang hal ini menimbulkan kesan seolah-olah ada penolakan keras terhadap islam. Tetapi selama ini di hati bangsa Arab benih-benih islam secara diam-diam terus tumbuh. Contohnya masuknya Umar ke dalam islam yang terjadi tampaknya seketika, pada suatu peristiwa yang sangat mempengaruhi pikirannya.tetapi sebetulnya peristiwa tersebut merupakan selubung terakhir yang telah tumbuh selama ini dalam jiwa.
  1. Kepemimpinan Nabi Muhammad yang Patut Dicontoh
Nabi Muhammad menemukan kebenaran sejati ketika beliau berusia 40 Tahun, suatu pencapaian yang tidak didapat dengan hidup bersenang-bersenang, berfoya-foya dan penuh kenyamanan. Karena kebenaranlah beliau dapat langsung berhadapan langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penemuan akan ketidakberdayaan kita dihadapan Tuhan. Dengan penemuan ini nyatalah bahwa kita sebagai makhluk Tuhan tidak memiliki apa-apa, kecuali tanggung jawab yang harus kita pikul di dunia.
Arti kehidupan yang diterapkan Nabi setelah beliau mendapat kebenaran dapat dipertegas sebagai berikut:
Sembilan hal yang telah diperintahkan Tuhan untuk kujalankan, adalah: (1) selalu takutlah pada Tuhan YME, baik sedang sendiri maupun beramai-ramai, (2) berlakulah adil, baik engkau sedang marah ataupun sedang tenang, (3) jangan bersikap berlebih-lebihan, baik ketika engkau miskin maupun kaya, (4) akan kugenggam tangan mereka yang menjauh dariku, (5) akan kuulurkan tanganku bagi mereka yang ingkar, (6) ampunilah mereka yang telah berbuat salah padaku, (7) diamku hendaklah menjadi meditasiku, (8) dan kata-kataku hanyalah untuk mengingat Tuhan, (9) dan hendaklah pandanganku semata penelitian yang tajam.
Kalimat-kalimat ini bukan sekedar permainan lidah, karena kata ini merupakan gambaran nyata cara hidup Nabi yang sebenarnya. Kata-kata yang sangat efektif tapi sederhana ini tidak munkin keluar dari jiwa yang hampa. Bahkan hingga akhir masa kenabiannya Nabi tidak pernah berubah. Prilaku yang dahulu dilandasi oleh dorongan-dorongan nurani, akhirnya terbentuk menjadi pemikiran-pemikiran besar yang tersusun rapi.
Keberhasilan yang dicapai Nabi selama hidupnya sungguh luar biasa. Dalam kekuasaan beliau bahkan pernah menjadi pemimpin seluruh jazirah Arab dan Palestina. Namun rakyatnya menganggapnya beliau sebagai satu-satunya pemimpin terbaik.
  1. Ilmu Pengetahuan Pada Masa Nabi Muhammad
Pada waktu islam diturunkan, bangsa Arab dikenal dengan sebutan kaum jahili. Kaum Quraisy penduduk Mekkah sebagai bangsawan dikalangan bangsa Arab hanya memiliki 17 orang yang pandai menulis dan membaca. Suku Auz dan Khazroj penduduk Yastrib (Madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai membaca. Hal ini menyebabkan bangsa Arab sedikit sekali yang mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lain. Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah balah, saling berperang satu dengan yang lainnya karena sebab yang sepele, yang kuat mengeuasai yang lemah, wanita tidak ada harganya, berlakulah hukum rimba. Keistimewaan mereka hanyalah ketinggihan mereka dalam bidang syair-syair jahili yang disebarkan secara hafalan. Agama warisan Nabi Ibrahim dan nabi Ismail hanya tinggal bekas-bekasnya yang diselewengkan.
Demikian pula bangsa-bangsa lain di dunia pada zaman itu. Bangsa Byzantium, persi, dan India yang lebih maju menjelang islam lahir, tak kurang-kurangnya kebejatan moral dan kerusakan keagamaan mereka. Raja-raja mereka berlaku aniaya dan agama mereka telah jatuh kearah kemusyrikan.
Dalam masalah ilmu pengetahuan perhatian Nabi Muhammad sangat besar. Nabi memberi contoh revolusioner sebagaimana seharusnya mengembangkan ilmu pengetahuan. Nabi mendapatkan hal-hal yang akan menjadi landasan dasar dalam usahanya, yaitu:
1. Wahyu pertama yang diterima Nabi berbunyi bacalah. Perhatikan terhadap fenomena alam. Ketahuilah sunatullah yang menguasai segala peristiwa alam. Ambilah kesimpulan tentang hakikat yang terletak dibalik kenyataan yang empiris. Perintah ini hakikatnya adalah pencanangan dan pemberantasan buta huruf, yaitu suatu tindakan awal yang membebaskan umat manusia dari ketidaktahuan. Membaca dan memahami rangkaian huruf dan lebih dari itu bias memahami firman-firman Allah yang tergelar di dalam maya pada ini.
2. Bangsa Arab adalah bangsa yang kuat hafalannya, sedangkan hafalan merupakan salah satu alat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu Nabi tetap memanfaatkan keistimewaan daya ingat bangsa arab. Mereka disuruh menghafalkan Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh sehingga mereka dapat menghafal secara autentik dan utuh. Sebagaimana firman Allah yang artinya ”Allah yang menurunkan Al-Qur’an dan dia pula yang akan memeliharanya”. Salah satu cara untuk memeliharanya adalah banyaknya para penghafal Al-Qur’an secara utuh pada setiap generasi. Dengan cara ini seandainya ada usaha untuk mengahancurkan kitab Al-Qur’an dapat ditulis kembali tanpa sedikitpun yang berubah.
3. Nabi Muhammad membuat tradisi baru yaitu membaca dan menulis. Semua sahabat yang pandai membaca dan menulis diangkat menjadi juru tulis untuk mencatat semua wahyu yang turun pada benda-benda yang dapat ditulisi seperti kulit, tulang, pelepah kurma, dan lain-lain. Selain catatan untuk Nabi banyak sahabat yang mencatat untuk dirinya sendiri. Disamping itu para sahabat juga mencatat hadits-hadits Nabi. Adanya dua sumber pokok ajaran islam yaitu Al-Qur’an dan Al Hadits yang harus ditulis dan dihafal secara utuh telah mendorong kaum muslimin awal untuk bersungguh-sungguh mementingkan kepandaian membaca dan menulis.
4. Al-Qur’an merupakan sumber inti ilmu pengetahuan, karena Al-Quran mengandung:
a) Kisah umat-umat terdahulu.
b) Segala mcam hokum dasar: perkawinan, perdata, pidana, perniagaan, juga berbagai perundang-undangan: politik, ekonomi, sosial.
c) Sifat-sifat Allah seperti: ilmu, Qudrah, Iradah, Wahdaniyah, dan lain-lain. Dan jalan untuk mengenalinya adalah dengan mempergunakan cara mengajak manusia untuk melihat dan mempelajari alam semesta.
Dengan landasan-landasan itu Nabi mulai membangun jiwa umat islam. Nabi membimbing para sahabat untuk beriman dan berilmu. Nabi mengajak para sahabat untuk mempercayai Allah, tidak syirik, berakhlak mulia, dapat dipercaya, jujur, dan sekaligus berilmu. Nabi menjelaskan kepada para sahabat tentang islam, tentang amal sholeh, tentang kepercayaan. Nabi selalu mengajak dan memebimbing setiap ada wahyu yang turun Nabi terus menyampaikan kepada umat.
Melalui usaha-usahanya itu islam berkembang. Ummat islam semakin lama semakin bertambah banyak dan wilayah islam meluas. Ketika Nabi wafat wilayah islam telah meliputi sebagian besar jazirah Arab. Dalam waktu 23 tahun Nabi telah mengubah bangsa arab dari bangsa Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban dan juga jiwa yang islami, bersatu, berakhlak mulia, dan juga berpengetahuan. Peradaban islam telah lahir, namun karena peradaban islam pertama kali didukung oleh bangsa Arab maka peradaban islam masih identik dengan peradaban islam yang sifatnya lokal yang mana semuanya diwarnai oleh arab, seperti bahasa Arab, kebudayaan Arab, Adat istiadat.
  1. Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kehidupan Nabi
Dalam Al-Qur’anterdapat kalimat yang ditunjukkan bagi kaum yang setia kepada islam, yaitu:
“sesungguhnya telah aku berikan suri tauladan yang baik dari diri Rosulullah SAW untuk umat yang mengharap rahmat Tuhan dan kebaikan hari kiamat dan mereka yang selalu mengingat Tuhan (Allah)”. (Al-Qur’an, 33:21).
Dari kalimat diatas jelas bahwa kehidupan Nabi Muhammad adalah contoh sempurna bagi kehidupan umat manusia. Tetapi rahmat (keuntungan) yang seutuhnya hanya untuk mereka yang kecintaannya kepada Allah begitu besar, yang harapan dan aspirasinya hanya berpusat semata-mata kepada Allah. Kesimpulannya bahwa contoh-contoh sikap Nabi bisa dilihat dari berbagai sudut dan permasalahan dan tanggapan terhadap sikap Nabi bisa salah atau juga bisa benar. Hanya hamba-hamba yang tulus yang dapat menanggapi ajaran Nabi dengan benar, dan ini hanya dapat dicapai melalui kenyataan yang didasari pada rasa takut kepada Allah.
Pertimbangan yang harus dipegang teguh oleh setiap umat adalah untuk melayani kepentingan islam, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Umat harus terus menyebarkan pesan-pesan ajaran islam. Apabila terjadi benturan antara kepentingan pribadi dan kepentingan agama atau ibadah, maka kepentingan agama atau ibadah harus didahulukan. Untuk membela kepentingan penyebaran agama islam, maka dalam kasus diatas Nabi memberikan nasehat untuk bersabar. Beliau mengalami berbagai cobaan dalam kehidupan pribadi beliau, baik dalam segi keuangan, kehilangan tempat tinggal, maupun dalam membina kesinambungan usaha beliau dalam menyebarkan agama islam. Beliau selalu menyadari bahwa berhasil tidaknya hidup umat muslim di dunia maupun di Akhirat terletak pada kegigihan mereka melaksanakan tugas-tugas misi.
Pada intinya pesan-pesan islam yang disampaikan Nabi Muhammad seutuhnya berlandaskan konsep kebenaran. Begitu juga ka’bah di kota Mekkah memberikan gambaran kemegahan sekaligus kebangaan bagi umat islam, ditunjang dengan seni arsitektur yang anggun, dan sejarah tradisi yang menarik.
  1. Himbauan Nabi Muhammad
Bila dipandang dengan akal logis, himbauan islam berisi faktor-faktor yang mantap dan berulang. Intinya sama yaitu ke-esaan Tuhan, betapa penting dan tak mungkin dihindari datangnya kehidupan setelah kematian, harus menyadari bahwa keberadaan kita sebagai hamba Tuhan, dan juga harus menjalani hidup sesuai dengan pola hidup Nabi Muhammad, hal inilah yang berulang kali ditekankan.
Selama di Mekkah khotbah Nabi selalu diadakan pada intlektual tinggi, selalu disesuaikan dengan Al-Qur’an. Sebalikanya lawan-lawan Nabi hanya mampu menawarkan jawaban-jawaban hina dan salah. Penduduk Mekkah yang cerdas tidak dapat berbuat apa-apa selain mengambil kesimpulan bahwa lawan-lawan Nabi tidak memiliki pemikiran nyata untuk mendukung argumentasi mereka.
Disarikan dari:
Maulana Wahiduddin Khan. 2005. Muhammad Nabi Untuk Semua. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Afzalur Rahman. 2002. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer. Jakarta: AMZAH.

http://elmisbah.wordpress.com/nabi-muhammad-sebagai-pemimpin-agama-di-mekkah/





JIKA SOBAT KESULITAN UNTUK MENDAPATKAN FILE INI, SOBAT TNGGAL KLIK DI BAWAH INI


0 komentar:

Posting Komentar

MEZA
Bagi sobat yang berkunjung di blogger ini tolong tinggalkan komennya y.......
supaya bisa membagun atau menambah supaya blogger ini lebih baik dari sebelumnya.
MAKASIH

adf.ly

http://adf.ly/?id=1499578