wCSUfbj0jCfxbkpQufYnAiiwrifpe8kDKSjPJHFZ

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 30 November 2011

PERAN GURU DALAM ADMNISTRASI SEKOLAH MENENGAH ATAS


MAKALAH
PERAN GURU DALAM ADMNISTRASI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Disusun Oleh:
Nama:Muizzah Zahroh
Kelas:4C
Dosen Pembimbing:Ibu Evi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
 UNIVERITAS BONDOWOSO
 2010
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………….
Pendahuluan…………………………………………………………
-  Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah Menengah……………..
     A. Administrasi Kurikulum……………………………………….
     B. Perkembagan Kurikulum……………………………………….
     C. Pelaksanaan Kurikulum………………………………………...
     D. Administrasi Kesiswaan………………………………………...
     E. Administrasi Prasarana Dan Sarana…………………………….
Penutup………………………………………………………...............
BAB I
Pendahuluan
Konon, sempat menjadi perbincangan bahwa di wilayah perkotaan (metropolitan) ataupun sudah merambah wilayah pedesaan, profesi guru bukanlah profesi yang banyak diminati oleh kaum generasi muda anak bangsa. Hal ini dapat dimaklumi, karena gaji guru relatif minim, jenjang karier yang tidak jelas, lingkungan kerja yang bikin stress, serta tumpukan beban kerja administrasi sekolah yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu dan perhatian. Itulah sebabnya banyak orang menempatkan ”profesi guru” sebagai pilihan ”kedua”, untuk tidak mengatakan sebagai profesi sambilan, setelah mereka tidak mendapatkan ”profesi lain” yang lebih menjanjikan secara ekonomis.
Namun, sejak diterbitkannya Undang-undang RI tentang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 seakan-akan nasib guru dewasa ini kembali menjadi pilihan utama yang sebelumnya diabaikan, bahkan tidak sedikit telah ditinggalkan. Kini, banyak orang ingin berebut menduduki profesi guru (pendidik), karena melihat nasibnya ke depan akan lebih baik daripada nasib yang pernah dilami para “Oemar Bakri” tempo dulu.
Program sertifikasi guru, seperti yang diamanatkan dalam UU Guru dan Dosen sudah berjalan dan sebagian guru mulai merasakan “percikan” kesejahteraan yang sejak lama dinanti-nanti ribuan guru mulai dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, sebuah lagu “Oemar Bakri” yang digubah Iwan Fals tempo hari, yang menyibak sosok guru mengenai setianya dengan sepeda butut dan tas tuanya, kini guru dapat tampil gengsi, smart dan trendy.
Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sedang diupayakan dan dilakukan, tetapi pertanyaannya adalah apakah setelah kesejahteraan guru meningkat, lalu kemampuan dan dedikasinya dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran di sekolah juga meningkat? Makalah ini akan membahas seputar tugas dan kewajiban guru dalam mengemban amanah mulia itu.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Atas petunjuk dan hidayahnya, salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan monitoring semua pihak. Oleh karena itu perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Demikian ucapan terima kasih saya kepada Bapak dan Ibu sekalian, dan semoga apa yang telah belau berikan kepada kami menjadi manfaat dan mendapat balasan yang tak hingga dari Allah SWT. Kami menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak untuk bahan penelitian berikutnya.
PERAN GURU DALAM ADMNISTRASI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Guru merupakan salah satu pelakua yang memegang peranan penting dalam jegiatan sekolah.
Terkait dengan perannnya ini, pemahaman ttentang administrasi pengembangan di sekolah
menengah atas menjadi hal yang sangat fundamental. Administrasi dalam pendidikan meliputi
berbagai hal, seperti :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi kurikulum
Kurikulum merupakan komponen yang penting dalam struktur organisasi. Kurikulum seklah
menengah merupakan seperangkat pengalaman belajar. Seperangkat pengalaman belajar yang
dirancang untuk siswa menengah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. (masalah system
pendidikan baik terkait tujannya, telah tercantum dalam sisdiknas undang-undang republik
indonesia nomor 20 tahun 2003). Kurikulum merupakan panutan dalam penyelenggaraan proses
belajar-mengajar di sekolah. Kualitas keluaran proses pendidikan antara lain ditentukan oleh
kurikulum dan efektivitas pelaksanaanya.
Di dalam kurikulum SMA tercantum tiga komponenpokok, yaitu:
(1) program pengajaran yang meliputi program inti, program khusus, dan pengelolaan program,
(2) proses pelaksanan kurikulum yang antara lain meliputi sistem belajarmengajar, ko dan ekstrakurikuler, bimbingan karier dan penilaian, dan
(3) administrasi dansupervisi.
Dalam pelaksanaan sebuah kurikulum, tugas guru adalah mengkaji kurikilum tersebut
melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama guru di satu sekolah,
dengan guru di sekolah lain atau dengan kepala sekolah dan personel pendidikan lain seperti
pengawas).
Dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum
dilaksanakan.
Ada beberapa hal yang mesti ditekankan pada administrasi sekolah mmengenah atas :
1.Tujuan instraksional sekolah menengah atas
Tujuan instraksnional ini ialah tujuan yang ada pada pencapaian tujuan pendidikan. Jadi
tujuan instraksional ini dapat diartikan bahwa tjuan pendidikan nasional.
2. Struktur program kurikulum sekolah menengah
Program ini melibatkan dua hal yang penting. Yaitu pertama, prigram inti. Dalam sekolah menengah atas, program inti ini ialah interpretasi dari sebuah pembelajaran, pembelajaran yang sengaja dibuat dengan mata pelajaran inti beserta bobotnya masingmasing untuk pencapaian tujuan pendidikan. Kedua, program khusus, program ini mensyaratkan bahwa sebagai sebuah admnistrasi organisasi lebih melibatkan hal yang mengusus. Contoh Program khusus terdiri dari program A yang terdiri dari A1 Fisika), A2 (Biologi), A3 (Ilmu Sosial), dan A4 (Pengetahuan Budaya). Progarm A ini dimulai pada semester ketiga. Dan program B yang dikembangkan untuk mempersiapkan siswa terjun ke masyarakat. Oleh karena itu dilakukan penyesuaian dengan bidang yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat, seperti kehutanan, jasa, kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Mata pelajaran dalam program B terdiri dari mata pelajaran yang berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan lebih lanjut kemampuan kejuruan dan mata pelajaran kejuruannya sendiri. Program B ini juga dimulai pada semester ketiga.
3. Garis-garis besar program pengajaran (GBPP)
GBPP ini merupakan suatu bagian dari perangkat kurikulum yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Dari GBPP ini seorang guru hendaknya mampu menyusun program pengajaran pertahun semster dan satuan pengajaran. Bahkan semacam program penilaian atau evaluasi dalam bentuk formatif atau sumatif.
B. Pengembangan Kurikulum
Dalam implementasinya, guru perlu mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan
pengambangan kurikulum :
1.Prosedur pembahasan materi kurikulum
Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan berdasarkan uu no 2 tahun
1989 adalah berdasar pada kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang
sesuai dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan
bersangkutan. Oleh karenanya berbagai pembahasan dilakukan untuk menyeuaikan
materi kurikulum dengan kebutuhan yang ada.
2. Penambahan mata pelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah
Sekolah dan karena kondisi lingkngan dapat menambahkan mata pelajaran berdasarkanpasal 38 uu no 2 tahun 1989. Semua penambahan yang terjadi tidak mengurangikurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak boleh menyimpang dari jiwa dantujuan pendidikan nasional.
Prosedur penambahan mata pelajaran yang memenuhi prosedur akademik dilakukan
sebagai berikut:
a. Harus ada pengkajian secara berhati-hati tentang aspek filsafat, aspek sosi logis atau
kebutuhan masyarakat, serta kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak.
b. Harus memenuhi prinsip-prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum, yaitu:
- Prinsip relevansi, maksudnya adalah adanya kesesuaian dengan lingkungan baik lingkungan social, geografis, maupun lingkungan keluarga.
- Prinsip evektivitas, yaitu sejauh mana penambahan mata pelajaran itu menyumbang pencapaian tujuan sekolah.
- Prinsip efisiensi, yaitu sampai seberapa jauh sumber-sumber yang ada di lingkungan itu mendukung pelaksanaan pelajaran itu.
- Prinsip kontinuitas, yaitu apakah pelajaran itu merupakan prasyarat untukmata pelajaran lain atau dapat dikembangkan lebih lanjut ditingkat yang lebihtinggi.
Dalam penambahan ini tentunya ada persyaratan tertentu karena penamabahan ini akan membawa peruabah dalam berbagai aspek adalah sebagai berikut :
a.Usul penambahan itu bisa datang dari berbagai pihak
b.Usul dibicarakan dalam rapat kelompok untuk kemudian menuju pada siding dewan guru
c.Adanya narasumber yang dianggap mampu memberikan pertimbangan ayaupun masukan akademik
d.Rapat dewan guru hendaknya memberikan tugas kepada tim kecil untuk menyiapkan dokumen garis-gari beasr program matapelajaran untuk dievaluasi dalam rapat dewan guru
e.Ketika rapat dewan guru menyetujui, penambahan ini diusulkan pada kepala kepala bidang di kanwil departemen pendidikan yang akan meneruskan ke kanwil depdikbud.
f.Ka kanwil akan mengeluarkan persetujuan tentang penambahan mataplejaran
3. Penjabaran penambahan bahan kajian mata pelajaran
Penambahan dalam mattapelajaran atau kajian terhadap matapelajaran dilkukan untuk memperkaya pelajaran dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Pemerkayaan ini dapat dilakukan dalam berbagai tingkat :
a. Dilkukan oleh guru bidang studi
Guru merupakan orang yang paling memahami apakah pelajaran itu memengan kompeten terhadap kondisi siswa maupun kepentingan masyarakat. Pengetahuan guru akan hal ini diperoleh dengan mengikuti perkembangan bidang studi yang diajarkan melalui kegiatan interaksi kolegial seperti seminar, rapat kerja, hasil membaca buku, laporan hasil penelitian orang lain maupun hasil penelitiannya sendiri, dan sebagainya.
Guru diharapkan mampu memahami penelitian orang lain dan juga diharapkan mampu melaksanakan penelitian sederhana tentang bahan ajar dan proses belajar-mengajar yang dilakukannya.
b. Oleh kelompok bidang studi sejenis
Kelompok guru yang mengajar mata pelajaran yang sama baik dari sekolah itu sendiri maupun dari luar sekolah sebaiknya sering melakukan pertemuan untuk saling belajar tentang mata pelajaran terkait. Kesempatan inilah yang dipergunakan untuk memperluas atau memperdalam mata pelajaran yang diajarkan di kelasnya masingmasing.
c. Guru bersama kepala sekolah
Kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan memberikemudahan kepada guru untuk mengembangkan mata pelajaran yang diajarkannya misalnya, melengkapi  perpustakaan, mendorong guru untuk melakukan penelitian, memberikan kesempatan guru untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan mata pelajaran tersebut atau memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti program peningkatan mutu, penataran atau pendidikan lanjut.
d. Pengawas
Pengawas adalah pihak yang diharapkan mengetahui tentang berapa jauh keluasan dan kedalaman mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan melakukan penilaian terhadap hal tersebut. Dari hasil penilaian ini pengawas dapat memberikan saran dan petunjuk kepada guru dalam usaha mengembangkan mata pelajaran yang diajarkannya.
e. Dilakukan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
LPTK sebagai lembaga atau organisasi nyata bukan hanya sekedar menghasilkan tenaga guru, tetapi juga menghasilkan temuan-temuan penelitian dalam usaha memperbaiki kinerja system pendidikan dalam segala aspeknya. Oleh karenanya LPTK lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan mata pelajaran sebagai akibat perkembangan ilmu, di samping temuantemuan dalam bidang perkembangan anak dan perkembangan kebutuhan masyarakat aka nisi pendidikan. Oleh karena itu, pada tempatnyalah LPTK memberikan jasa atau diminta jasanya dalam peningkatan, perluasan atau pendalaman bidang studi yang diajarkan di sekolah-sekolah.
C. Pelaksanaan kurikulum
1. Penyusunan dan pengembangan satuan pengajaran
Satuan Pengajaran (SP) merupakan suatu bentuk persiapan mengajar secara mendetail untuk tiap pokok bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan GBPP yang telah ada untuk. Menurut buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, satuan pengajaran didefinisikan sebagai unit terkecil program pengajaran ysng merupakan satuan yang bulat dan siap untuk diberikan didepan kelas dalam waktu tertentu. Tujuan penyusunan program pengajaran semester ini pertama, untuk menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam proses PBM serta mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar pengajaran nantinya dapat terlaksana secara bertahap dengan tepat. Adapun fungsinya adalah sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester dan sebagai bahan dalam pembinaan guru yang dilakukan kepala sekolah dan atau pengawas sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penyusunan progaram pengajaran semester adalah sebagai berikut ;
(a) mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa satuan bahasan
(b) menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat swlama satu semester,
(c) menghitung banyaknya minggu efektif sekolah selama satu semester dengan          melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan
(d) mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahaasan sesuai dengan hari efektif sekolah
(e) mengatur pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pokokpokok bahasan yang telah disebutkan dalam GBPP adalah sebagai berikut :
(a) mengisi identitas mata pelajaran
(b) menjabarkan tujuan pokok bahasan menjadi tujaujan instruksional khusus yang lebih terperinci
(c) menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau subpokok bahasan sesuai dengan tujuan instruksioanl khusus
(d)mengalokasikan waktu pengajaran
(e)menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci
(f) menetapkan prosedur memperoleh balikan, baik balikan formatif melalui monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu
(g)mengantisipkasikan perbaikan pengajaran.
2. Prosedur Penyusunan Satuan Pengajaran
Langkah-langkahyang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pokok-pokok bahasan yang telah disebutkan dalam GBPP adalah  ;
1) Mengisi identitas mata pelajaran.
2) Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi tujuan instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci.
3) Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok bahasan sesuai dengan TIK.
4) Mengalokasikan waktu pengajaran.
5) Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci.
6) Menetapkan prosedur meperoleh balikan, baik balikan formatif melalui monitoring atau balikan sumatif melaui tes bagian itu.
7) Mengantisipasikan perbaikan pengajaran.
3. Pengembangan Satuan Pengajaran
Karena perkembangan ilmu dan peningkatan kemampuan guru serta perubahan kebutuhan siswa, maka SP yang sudah dibuat dan sudah digunakan untuk mengajar perlu dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan ini dapat meliputi penambahan, pengurangan, pengubahan, dan penggantian. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah disarankan untuk selalu melakukan pengecekan ulang SP yang telah dibuat itu. Pengecekan ulang ini dapat dilakukan olej guru secara individual, kelompok guru disekolah, kelompok guru antarsekolah maupun kelompok guru yang lebih luas lagi.
4. Penggunaan satuan pengajaran bukan buatan guru sendiri
Dalam hal satuan pelajaran tidak dibuat sendiri oleh guru (dibeli atau copy paste) guru perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Melihat kemnbali GBPP dan mencocokkan kesesuaiannya
b. Mencocokkan keajegan atau eksistensinya
c. Melakukan pertimbangan terhadap satuan pelajaran seberapa jauh berhibingan dengan kemampuan awal siswa fasilitas yang tersedia dan faktor pendukung lainnya.
d. Guru harus mengadakan penyesuaian terhadap SP sehingga realistik dan dapat dilaksanakan.
5. Pelaksanaan proses belajar mengajar
Aspek administrasi dari pelaksanaan proses belajar dan mengajar adalah pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada didalam sekolah untuk memungkikan PBM dilakukanm oleh guru seefektif mungkin.
6. Pengaturan ruang belajar
Untuk menciptakan ruang belajar yang aktif maka sangat perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar dan perabot sekolah. Dalam arti bahwa penghaturan ini dapat memungkinkan siswa untuk duduk berkelompok dan guru secara leluasamembimbing dan membantu siswa dalam belajar. Pengaturan ini akan melibatkan sejumlah hal, seperti bnetuk dan luas sarana-prasaran, jumlah siswa ditiap jenjang, jumlah kelompok dalam satu kelas, dan kegiatan belajar-mengajr yang dilakukan.
7. Kegiatan kokorikuler dan ekstrakurikuler.
Kegiatan kokorikuler adalah kegiatan yang errat kaitannya dengan memperkaya pelajaran yang dilakukan diluar jam pelajaran, dan dimaksudkan agar siswa lebih mendalami dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan kokurikuler :
a. Harus jelas hubungannya antara pokok bahasan dan tugas yang diberikan
b. Tugas yang diberikan tiidak menjadi bebanberlebihan bagi siswa
c. Pengadministrasian tugas yang diberikan kepad sisa harus tertib
d. Penilaian terhadap hasil tugas perorangan diperhiutngkan sebagai bahan dalam perhiutngan nilai rapor semster.
Sementara kegiattan ekstrakorikuler adalah kegiatan yang diluar jam pelajaran dan tidak begitu erat kaitannya dengan pelajaran. Dalam hal ini masih banak hal yang perlu duperhaitkan seperti materi kegiatan, tidak terlalu membemani siswa, pemanfaatan lingkungan sekitar dll.
8. Evaluasi terhadap hasil dan program pengajaran
Evaluasi terhadap hasil belajar merupakan kegitan yang dilakukan guna memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh mengenai proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Inipun dilakukan untuk memperbaiki cara berlajar mengajar, untuk kemudian menentukan nilai hasil belajarnya. Sementara evaluasi terhadap suatu program pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program serta faktor pendukung atau pengahambat kerbehasilan tersebut. Guru melakukan evealuasi proogram dengan duua alasan. Pertama evaluasi program memberikan balikan tentang hasil kerjanya, dan berdasarkan hal ini ia dapat melakukan perbaikan. Kedua, evaluasi program merupakan bentuk perrtanggungjawaban guru atas tugas yang dibebankan sekolah dan masyarakat kepadanya.
D.Administrasi kesiswaan
Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam pengelolaan pendidikan disekolah menengah. Admisistarsi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa (proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.), pembinaan siswa disekolah(pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas), sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Beberapa hal terkait peranan guru dalam administrasi kesiswaan adalah dalam penerimaan siswa, dalam orientasi siswa, untuk pengaturan kehadiran siswa dikelas, dalam memotivasi siswa di kelas, dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, dan dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik.
E. Administrasi prasarana dan sarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efesien. Kegiatan dalam administrasi prasarana dan sarana pendidikan meliputi;
 (1) perencanaan kebutuhan,
(2) pengadaan,
(3) penyimpanan,
(4) inventarisasi,
(5) pemeliharaan, dan
(6)penghapusan prasarana dan sarana pendidikan.
Pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan sarana dan prasarana dan sarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara; pembelian, buatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan, pinjam, dan pendaurulangan. Penyimpanan adalah kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan persedian sarana dan prasarana didalam ruang penyimpanan. Inventaris merupakan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik sekolah menengah yangbersangkutan dalam semua daftar inventaris barang. Daftar inventaris merupakan suatau dokumen berisi jenis dan jumlah barang baik bergerak maupun tidak bergerak yang menjadi milik dan dikuasai negara, serta berada dibawah tanggung jawab sekolah.
Peranan guru dalam administrasi sarana dan prasarana, guru lebih berperan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana dan sarana yang dimaksud. Administrasi personal dibatasi dan difokuskan kepada guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri sipil.

Penutup
Tidak bisa dipungkiri bahwa peran guru dalam proses pembelajaran memang sangat sentral. Guru mengemban tugas yang sangat strategis dalam menjalankan peran administrasi guna meningkatkan mutu sekolah. Sosok guru diharapkan sebagai perancang, penggerak dan motivator sistem pendidikan.
Peran sentral guru tersebut sangat dibutuhkan untuk memahami visi-misi dan tujuan sekolah dan menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content) kurikulum dan pembelajaran (learning), kegiatan kesiswaan, penciptaan kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang sehat dan berkualitas. Selain itu, guru mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran, perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta informasi. Menyusun perioritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti proses rekuitmen siswa, masa orientasi siswa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi.
Peran lain yang tidak kalah pentingnya yang ditunjukkan guru ialah motivator. Guru memainkan empat dalam hal ini, yaitu memberikan perhatian (attention), relevansi (revance), kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction). Dari kempat motivasional tersebut akan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar sekaligus menjadi tujuan sekolah.

SUMBER
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.
Http://www.pdfqueen.com. [tanggal akses 21 april 2010]
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [tanggal akses 4 mei 2010]



JIKA SOBAT KESULITAN UNTUK MENDAPATKAN FILENYA, SOBAT BISA MENDAPATKANNYA DI SINI............










0 komentar:

Posting Komentar

MEZA
Bagi sobat yang berkunjung di blogger ini tolong tinggalkan komennya y.......
supaya bisa membagun atau menambah supaya blogger ini lebih baik dari sebelumnya.
MAKASIH

adf.ly

http://adf.ly/?id=1499578